Sanubari Jakarta : Menyingkap sisi lain kota Jakarta



Judul          : Sanubari Jakarta ( kumpulan cerpen )
Penulis      : Laila lele Nur azizah
Cetakan    : Pertama, April 2012
Tebal         : 152 halaman
Penerbit   :  PT. Gramedia , Jakarta
Harga      : Rp 40.000,-
            Mereka sebenarnya ada tapi jadi tidak ada. Mereka sadar dan merasa keberadaan mereka hanyalah sekelumit kaum minoritas yang tak dianggap. Keberadaan mereka seakan tertutupi oleh keramaian dan hiruk pikuk kehidupan kota Jakarta . Ketika berbicara kota Jakarta , kota dengan segudang mimpi dan segudang permasalahan. Disanalah kehidupan tentang mereka yang sebenarnya ada dibalik bagian kecil kota Jakarta. Terkadang kehidupan mereka enggan untuk diperbincangkan dan tabu untuk di bahas. Namun kali ini mereka dengan pelan-pelan akan berbicara dan bercerita tentang sanubarinya masing masing.

0 komentar:

Mengembalikan Jati Diri Bangsa Dengan Pemimpin Baru



 Indonesia telah menggelar hajatan besar dalam pesta demokrasi untuk memilih secara langsung sosok pemimpin yang di harapkan membawa perubahan yang baik bagi negri ini. Berbagai nama dan sosok negeri ini bermunculan dan siap untuk menjadi pemimpin negri ini. Masalah masalah yang ada dalam negeri ini menjadi tantangan bagi mereka bagi yang siap dan pantas untuk menjadi pemimpin negeri ini. Pendidikan, kemiskinan, ekonomi, kesejahteraan, budaya,korupsi serta masalah lainnya adalah sekelumit masalah masalah yang ada dalam sebuah negara. Lalu bagaimanakah sosok yang di nilai pantas dan dapat membawa perubahan yang baik bagi negeri ini ?

0 komentar:

Stop Bullying ! : Upaya Pemulihan Moral dalam Bingkai Pendidikan Agama Islam



“Melihat Bullying : Jangan Cuma Bisa Nonton !”
Dewasa ini masalah kerusakan moral pelajar bukan hal baru dalam dunia pendidikan kita. Kerusakan moral yang menimpa pelajar bangsa ini telah melewati tahap yang serius. Mengapa di katakana serius karena kerusakan moral tersebut telah masuk dalam semua bidang dalam masyarakat, baik kepemerintahan maupun masyarakat itu sendiri. Contoh kerusakan moral dalam pemerintahan adalah tentang pemerintah pemeggang kursi kekuasaan bertindak korupsi. Hal tersebut mengindikasikan adanya nilai adat, budaya serta agama yang di langgar.
Masalah kerusakan moral pelajar yang terjadi pada saat ini adalah hampir setiap hari, selalu saja ada berita tentang kekerasan di kalangan pelajar. Mulai dari tawuran, pencurian, pelecehan seksual, sampai konsumsi narkoba, selalu menghiasi media massa. Bahkan, kekerasan yang dilakukan oleh pelajar putri yang menamakan dirinya sebagai Gank Nero, telah membuka mata semua orang, betapa kekerasan di kalangan pelajar kian hari kian mengkhawatirkan. Istilah kekerasan di kalangan pelajar, sejak tahun 1970 lebih dikenal dengan istilah bullying. Tak dapat dipungkiri munculnya banyak persoalan kerusakan moral pelajar di Tanah Air, seperti kasus bullying di sekolah-sekolah adalah cermin ketidakberdayaan sistem pendidikan di negeri ini, khususnya pendidikan agama yang ada di dalamnya.

0 komentar:

Rayakan Perbedaan dengan Pancasila

Indonesia merupakan Negara yang multicultural dimana Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, ras, agama maupun berbagai hal lainnya yang menjadi ciri khas dalam memperkaya nilai nilai kehidupan berbangsa. Kemajemukan yang terdapat dalam masyarakat tersebut telah membentuk falsafah hidup masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri, falsafah Negara ini yaitu pancasila dengan semboyannya Bhineka Tunggal Ika, yang memiliki makna  berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Hal ini menggambarkan keberaneka ragaman budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan yang di persatukan demi kesatuan bangsa. Sebagai falsafah Negara,(way of life)  pancasila memiliki peran yang peting dalam membentuk karakter bangsa serta alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari. Berbicara pancasila lebih lanjut,

0 komentar:

Memulihkan Moralitas Siswa dengan Pendidikan Karakter


Ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi bangsa Indonesia ketika meraka baru saja memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Tiga tantangan tersebut adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, membangun bangsa dan membangun karakter. Selaras juga yang dinyatakan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno menegaskan : “ bangsa ini harus di bangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya serta bermartabat. Kalau charakter building ini tidak dilaksanakan, maka bangsa indonesia akan menjadi bangsa kuli”. Pada kenyataanya saat ini salah satu dari tiga tantangan besar tersebut, yaitu membangun karakter masih menjadi pembicaraan dan masih diupayakan terus menerus untuk mencapai tujuannya.

0 komentar: