Suatu bangsa akan terlihat luhur dan bernilai baik apabila unsur-unsur di dalam Negara tersebut mempunyai tata negaraan yang baik maupun budaya yang baik pula. Dalam hal ini salah satu budaya yang menyangkut tentang perilaku masyarakat adalah budaya disiplin. Mungkin sebagian orang menganggap disiplin adalah sesuatu yang sering didengar dan sering kita simpulkan disiplin sama dengan patuh. Hal tersebut memang benar disiplin mempunyai arti patuh juga. Namun bila dijabarkan secara lengkap adalah sikap patuh kepada waktu dan peraturan/tata tertib yang ada, karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya.
Dewasa ini, sikap disiplin mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat kita. Mereka menganggap disiplin hanyalah sebuah wacana belaka tanpa mereka jalankan. Disiplin sama halnya dengan patuh terhadap tata tertib/peraturan. Di Indonesia banyak orang Indonesia yang tidak taat pada peraturan/tata tertib yang mereka buat sendiri misalkan adanya peraturan-peraturan di sekolah tapi masih banyak dilanggar, trotoar yang dijadikan tempat usaha penjual kaki lima, PNS yang pulang kerja belum pada waktunya, di dalam masyarakat tentu ada aturan normanya, walaupun aturan itu baik tertulis maupun tidak tertulis dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap aturan itu bersifat mengikat dan mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam anggota di dalamnya. Ketika ada anggota di dalamnya menaati peraturan tersebut, maka ia bisa disebut telah melaksanakan sikap disiplin tersebut dan apabila berbuat sebaliknya akan mendapat sanksi. Sebenarnya untuk bersikap disiplin itu mudah apabila kita lakukan secara bertahap dan akan berubah menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan tersebut akan memicu kita bersikap sesuai dengan peraturan yang ada.
Namun, saat ini masyarakat kita sekarang ini membiasakan kebiasaan yang berlawanan dari sikap disiplin. Masyarakat kita seolah apatis terhadap sikap disiplin yang sebenarnya mereka tahu apa itu makna disiplin. Mereka menganggap sikapnya yang jauh dari kata/makna disiplin adalah sesuatu yang wajar dan bisa dimaklumi.
Hal demikianlah yang menjadikan kinerja masyarakat kita tidak maksimal dan juga menimbulkan berbagai masalah lainnya.
Membudayakan sikap disiplin dalam masyarakat dewasa ini sangatlah penting untuk menjadikan tatanan kehidupan masyarakat yang baik. Adapun beberapa cara untuk menumbuhkan budaya disiplin dalam masyarakat antara lain merubah pola pikir masyarakat tentang kedisiplinan, penanaman sikap disiplin sejak dini. Adanya sanksi tegas bagi pelanggar, sosialisasi-sosialisasi tentang makna disiplin maupun sebagainya.
Disiplin adalah suatu proses belajar mengembangkan kebiasaan-kebiasaan, penguasaan diri dan mengaku tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat dan peraturan yang ada, maka cobalah untuk bersikap disiplin karena disiplin adalah tanggung jawab kita.
MEMBUDAYAKAN BUDAYA DISIPLIN DALAM MASYARAKAT
MEMBUMIKAN SASTRA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Berkuasanya sastra pop/popular di kalangan remaja pada saat ini menjadikan sastra Indonesia tergerus akan persaingan tersebut. Sastra Indonesia merupakan sebuah istilah yang melingkupi karya sastra-karta sastra di Indonesia yaitu karya sastra Indonesia mulai dari angkatan Pujangga Baru, Pujangga Lama, Balai Pustaka, Melayu Lama, Angkatan 45 maupun 45. Karya sastra tersebut pada saat ini jarang dijamah pada remaja kita. Pengetahuan tentang sastra Indonesia pun sangat rendah/ kurang, akibatnya banyak remaja kita saat ini tidak mengetahui sejarah kesastraan Indonesia dan minimnya wawasan tentang karya sastra tersebut maupun sastrawannya.
Di zaman sekarang ini sastra pop atau popular mudah diterima di kalangan remaja dikarenakan isi buku yang mudah dicerna, bercerita tentang kehidupan percintaan remaja, gaya bahasa yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari dan popular, dan sebagainya. Sastra pop/popular pada saat ini yang terkenal pada saat ini adalah berjenis seperti teenlit. Misalkan yang saat ini banyak digandrungi para remaja kita saat ini adalah buku yang berjudul “Pocong Juga Pocong”, Marmut Merah Jambu , Surat Kecil untuk Tuhan dan sebagainya.
Sastra Indonesia yang cenderung dengan pemilihan kata yang maknawi dan sastrawi, tema yang beragam dengan keunggulan tersendiri, dan karakter cerita/sastra yang kuat merupakan sebagian keunggulan dari sastra Indonesia. Contoh sastra Indonesia meliputi Roman Siti Nurbaya, Layar Terkembang, Salah Asuhan, Belenggu maupun kumpulan puisi Deru Campur Debu.
Pengenalan Sastra Indonesia di kalangan remaja sangatlah penting, hal ini bertujuan untuk mengenalkan akan sejarah sastra dan sastrawan Indonesia, menambah wawasan tentang hal tersebut. Sarana belajar bagi remaja dan sebagainya karena pengetahuan remaja kita dirasa rendah tentang sastra negeri sendiri.
Dalam mengupayakan membumikan Sastra Indonesia di kalangan remaja Indonesia diperlukan cara-cara pengenalannya misalkan adanya sosialisasi di sekolah-sekolah baik SMP, SMA maupun Universitas tentang Sastra Indonesia. Tidak hanya itu “diadakan lomba, tugas seperti meresensi, membaca maupun meresume buku karya sastra Indonesia dianggap cara yang baik dalam mengenalkan sastra Indonesia di kalangan remaja. Karena bangsa yang luhur adalah bangsa yang menghargai budaya dan karya dari negeri tersebut.
Gerakan membumikan sastra Indonesia di kalangan remaja dalam hal ini tidaklah diartikan upaya untuk meningkatkan sastra pop atau populer karena bagaimanapun juga karya sastra populer juga adalah sebuah karya dan kontribusi anak bangsa dalam mewarnai dan memajukan kesastraan Indonesia. Maka dari itu adanya keselarasan antara sastra Indonesia maupun sastra populer di kalangan remaja.
Di zaman sekarang ini sastra pop atau popular mudah diterima di kalangan remaja dikarenakan isi buku yang mudah dicerna, bercerita tentang kehidupan percintaan remaja, gaya bahasa yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari dan popular, dan sebagainya. Sastra pop/popular pada saat ini yang terkenal pada saat ini adalah berjenis seperti teenlit. Misalkan yang saat ini banyak digandrungi para remaja kita saat ini adalah buku yang berjudul “Pocong Juga Pocong”, Marmut Merah Jambu , Surat Kecil untuk Tuhan dan sebagainya.
Sastra Indonesia yang cenderung dengan pemilihan kata yang maknawi dan sastrawi, tema yang beragam dengan keunggulan tersendiri, dan karakter cerita/sastra yang kuat merupakan sebagian keunggulan dari sastra Indonesia. Contoh sastra Indonesia meliputi Roman Siti Nurbaya, Layar Terkembang, Salah Asuhan, Belenggu maupun kumpulan puisi Deru Campur Debu.
Pengenalan Sastra Indonesia di kalangan remaja sangatlah penting, hal ini bertujuan untuk mengenalkan akan sejarah sastra dan sastrawan Indonesia, menambah wawasan tentang hal tersebut. Sarana belajar bagi remaja dan sebagainya karena pengetahuan remaja kita dirasa rendah tentang sastra negeri sendiri.
Dalam mengupayakan membumikan Sastra Indonesia di kalangan remaja Indonesia diperlukan cara-cara pengenalannya misalkan adanya sosialisasi di sekolah-sekolah baik SMP, SMA maupun Universitas tentang Sastra Indonesia. Tidak hanya itu “diadakan lomba, tugas seperti meresensi, membaca maupun meresume buku karya sastra Indonesia dianggap cara yang baik dalam mengenalkan sastra Indonesia di kalangan remaja. Karena bangsa yang luhur adalah bangsa yang menghargai budaya dan karya dari negeri tersebut.
Gerakan membumikan sastra Indonesia di kalangan remaja dalam hal ini tidaklah diartikan upaya untuk meningkatkan sastra pop atau populer karena bagaimanapun juga karya sastra populer juga adalah sebuah karya dan kontribusi anak bangsa dalam mewarnai dan memajukan kesastraan Indonesia. Maka dari itu adanya keselarasan antara sastra Indonesia maupun sastra populer di kalangan remaja.
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar: