RESENSI PERAHU KERTAS KETIKA LUKISAN DAN DOGENG DIPERTEMUKAN


            Judul Buku            : Perahu Kertas
Penulis                   : Dewi Lestari / Dee
Penerbit                 : Bentang Pustaka
Tahun Terbit          : Cetakan XII, Januari 2012
ISBN                    : 978-979 – 1227-78-0
Tebal Halaman      : XII +444 halaman
Harga                   : Rp. 69.000

Dewi Lestari atau yang lebih dikenal dengan nama pena Dee merupakan penulis perempuan di Indonesia yang memulai kiprah dalam dunia kepenulisannya dengan buku pertamanya berjudul Supernova : Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh.
Perahu kertas sendiri merupakan karya Dee yang bergenre populer ini berkisah mengenai kehidupan dari dua tokoh utamanya yaitu kugy dan keenan.
Keenan, seorang remaja pria yang baru saja lulus SMA tinggal bersama neneknya di Amsterdam selama 6 tahun. Keenam merupakan sesosok pemuda yang cerdas, artistik dan penuh kejutan. Keenan yang mempunyai bakat dan hobi meulis ini mempunyai cita-cita sebagai pelukis. Dari tangannya lah tercipta lukisan lukisan magis. Namun perjanjian dengan ayahnyalah memaksa Keenan pulang dari Amsterdam ke Indonesia guna berkuliah dan melanjutkan bisnis milik ayahnya. Cita-cita Keenan sebagai pelukis sangat ditentang ayahnya. Atas dasar itu Keenan kuliah di Universitas di Bandung, Fakultas Ekonomi, namun gejolak untuk menjadi pelukis selalu membayang-bayangi dalam kehidupannya.
Kugy seorang gadis mungil yang cantik, unik, pengkhayal dan berantakan. Dari berantakannya mengalir untaian dongeng-dongeng yang indah.
Kugy yang memiliki hobby menulis dogeng bercita-cita menjadi juru dogeng. Namun ia sadar, cita-cita sebagai juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan untuk masa depannya dan tidak mudah diterima oleh lingkungan sekitarnya. Berkat kecintaannya pada dunia tulis menulis Kugy melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra di Universitas yang sama dengan Keenan. Selain kecintaannya terahadap dongeng ada kebiasaan yang tak lazim yang dilakukan Kugy. Kugy yang berzodiak Aquarius ini suka menulis surat yang kemudian dijadikan perahu kertas yang kemudian dihanyutkan ke saluran air yang mengalir yang ia tujukan kepada Neptunus. Ia beranggapan dirinyalah adalah agen Neptunus.
Pertemuan Kugy dan Keenan bermula dari Eko yang merupakan sepupu Keenan mengajak pacarnya yaitu Noni, dan teman dekatnya yang tak lain adalah Kugy untuk menjemput Keenan di Stasiun Bandung. Dari perjumpaan itu terjalin persahabatn antara Kugy dan Keenan yang saling berbagi mimpi, cita-cita dan saling mendukung. Namun merasa sadar bahwa mereka saling suka tapi mereka menyimpan perasaan tersebut dalam diri masing-masing. Dan kini mereka berhadapan di antara hamparan misteri dan rintangan. Akankah dongeng dan lukisan itu akan bersatu? Akankah hati dan impian mereka bertemu?
Berbeda dengan Keenan karya Dee sebelumnya. Perahu kertas yang pada dasarnya bergenre populer ini menggunakan gaya bahasa yang lebih ringan dan mudah cepat dimengerti dari karya-karya Dee sebelumnya. Alur cerita yang begitu mengalir dengan menggunakan latar tempat di Amsterdam, Jakarta, Ubud, dan Bandung ini dapat menyentuh hati para pembacanya. Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam novel ini sangat menarik dan karakter yang kuat membuat kekuatan dalam buku ini. Walaupun di awal cerita di kemas dengan cerita yang sederhana namun lambat laun cerita akan semakin menarik dan dapat menenggelamkan pembacanya untuk terus membacanya. Kekuatan Dewi Lestari dalam menyuguhkan perahu kertas kepada pembaca adalah bagaimana membuat cerita dan tokoh tokoh di dalamnya hidup seperti benar-benar terjadi / nyata. Perjuangan Kugy dan Keenan dalam meraih mimpinya juga dapat menginspirasi kita dalam mengejar mimpi-mimpi kita. Begitu banyak pelajaran hidup yang ada dalam perahu kertas.
Tahun ini novel yang berkisah cinta Kugy dan Keenan akan segera diangkat ke layar lebar dengan menggandeng sutradara Kenamaan Indonesia hanung Bramantyo. Perahu kertas mengalir tenang dan menyentuh, membuatmu berpikir dan berirama indah. Selamat berlayar dengan perahu kertasmu.

0 komentar: